- Back to Home »
- Syariah »
- Buat Apa Ikut Asuransi – Saya Percaya Allah Jamin Rejeki
Posted by : Unknown
Rabu, 06 April 2016
Pernah mendengar orang yang berkata bahwa dirinya tidak butuh asuransi karena percaya Allah sudah menjamin semuanya? Percaya bahwa apapun yang terjadi, baik itu sakit – sakit kritis – cacat tetap total baik karena sakit atau kecelakaan – atau bahkan meninggal dunia, percaya dan yakin bahwa Allah akan mencukupkan semua kebutuhan yang ditinggalkan.
Pernyataan di atas memang benar tapi bukan berarti tidak ada salahnya. Dalam Al-Qur’an dan Hadist menjelaskan bahwa setiap makhluk sudah dijamin rezekinya oleh Allah.
Allah berfirman “Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.” (QS. Huud: 6)
Rasulullah juga bersabda “Kalaulah anak adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.” (HR. Ibnu Hibban)
Tapi bukankah kita manusia harus TETAP BERUSAHA MAKSIMAL dan tidak hanya pasrah menunggu nasib? …..
“Jika ada Allah pemberi rezeki, lalu untuk apa Anda bekerja demi mendapatkan sejumlah uang?”
“Jika ada Allah yang menyembuhkan, lalu untuk apa Anda berobat ke dokter?”
“Jika Allah telah menjamin Nabi Muhammad akan dimasukkan ke dalam surga, mengapa Nabi setiap harinya tetap beristighfar sebanyak-banyaknya demi mendapatkan pengampunan Allah??
Hal ini menunjukkan bahwa kita harus senantiasa IKHTIAR MAKSIMAL bukan hanya sekedar berdiam diri TANPA berusaha yg seharusnya.
Sahabat hebatku,….
Pernah ada suatu kejadian di zaman Khalifah Umar bin Khattab sewaktu beliau selesai shalat subuh di sebuah mesjid dan hendak pulang ke rumah untuk memulai beraktifitas, beliau melihat seseorang yang sedang duduk di dalam mesjid dan sedang khusyuk berdzikir. Beliau tidak menyapa orang tersebut karena takut akan mengganggu sehingga beliau meninggalkan mesjid.
Saat waktu dhuhur tiba Khalifah Umar kembali ke mesjid untuk menunaikan shalat dhuhur dan beliau masih melihat orang tersebut, dengan posisi duduk yang sama dan pakaian yang sama. Berarti orang ini belum pernah pulang ke rumahnya dan masih menetap di dalam mesjid demikian lamanya.
Sampai tiba waktu ashar Khalifah Umar masih melihat orang tersebut, begitu pula hingga waktu maghrib dan isya. Akhirnya setelah shalat isya Khalifah Umar mengatakan sesuatu kepada orang tersebut “Keluarlah dari mesjid dan ber-ikhtiar lah! Karena Allah tidak pernah mentakdirkan emas itu turun dari langit.”
Saya pun pernah mendengar ceramah Ustadz Khalid Basalamah dan beliau pada waktu itu mengatakan bahwa rezeki itu ibarat sebuah pohon yang sedang berbuah.
Ada buah yang berjatuhan ke tanah dan ada buah yang menggantung di pohon. Maka untuk mendapatkan buah yang di atas pohon kita harus berusaha (ikhtiar) misalnya memanjat pohon atau memakai tangga untuk naik ke atas pohon.
Para pembaca prubagan.blogspot.com yang hebat dan dahsyat…
Mengambil asuransi bukanlah berarti kita tidak percaya dan beriman kepada Allah lagi. Kita berasuransi adalah bagian dari menyempurnakan ikhtiar iman kita secara keuangan dalam mempersiapkan diri dari berbagai resiko hidup yang bisa terjadi kapan saja.